“Wow!”, sepertinya adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kesan kami terhadap salah satu jadwal acara
Surabaya Fashion Parade 2010 pada malam hari itu. Hm, ternyata tidak hanya kami saja yang berdecak kagum. Para penonton di sekitar kami juga menyatakan hal yang sama. Betul sekali, saat itu adalah waktunya
Arva School of Fashion untuk berunjuk gigi. Kali ini, mereka menawarkan sebuah pertunjukkan mode dengan menghadirkan karya-karya dari
7 desainer mode berbakat dari Surabaya, yaitu
Aldila Noviyanti, Cheryl Chandra, Elda Harharah, Yunita Eka, Yenny Gautomo, Amelya Yang, dan
Ivan Julius.
Tentunya, acara yang bertajuk
”Fashion Waves 2010” ini menampilkan tema berbeda dari setiap desainer. Namun secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa koleksi gaun dengan sentuhan glamor mendominasi rangkaian karya tersebut. Nampaknya, para desainer kerap terinspirasi dengan sosok wanita masa kini yang ingin menonjolkan sisi glamor dari detail gaun yang dipakai.
Aldila Noviyanti
(Foto oleh Rama Dicandra)
“Vintage White” – Cheryl Chandra
(Foto oleh Rama Dicandra)
“Rufflicious” - Yunita Eka
Foto oleh Reza Oktivia
”The Power of Glamorous Desire” – Yenni Gautomo
Foto oleh Rama Dicandra dan Reza Oktivia
“De Sweet Ghally” – Elda Harharah
Foto oleh Reza Oktivia
“The Night of Decadence” – Amelya Yang
(Foto oleh Reza Oktivia)
“Glamorous” – Ivan Julius
Foto oleh Reza Oktivia
Seusai acara, kami bergegas menuju backstage untuk melakukan
wawancara dengan 2 desainer pilihan kami, yaitu
Amelya Yang dan
Ivan Julius. Disini kami merasa beruntung mendapatkan akses masuk sehingga proses wawancara dapat berjalan dengan lancar. Oke, mari kita simak hasil liputan tersebut.
# Wawancara dengan Ivan Julius
(S : Surabaya Fashion Carnival team, I : Ivan)
S : Apakah konsep yang ditawarkan Ivan dalam setiap karyanya?
I : Basically, saya mendesain
baju pesta yang
ready to wear dengan permainan tehnik
drapping dan
layering.
S : Apakah Ivan mempunyai kesibukan lain disamping menjadi perancang mode?
I : Tentunya tidak ada, saya menempatkan konsentrasi pada karir sebagai perancang mode. Jadi, kesibukan saya juga bisa dibilang untuk mengurus
showroom pribadi yang bertempat di jalan
Darmo Permai Utara 8 / no. 35 (Surabaya-red.)
S : Kapan Ivan memulai karir sebagai perancang mode?
I : Sekitar 3 tahun yang lalu, setelah lulus dari Arva School of Fashion dan melanjutkan menimba ilmu di Jakarta.
S : Kalau begitu, tentunya Ivan sudah langganan mengadakan
fashion show dong.
I : Ya, kira-kira secara keseluruhan, saya telah mengadakan
fashion show sebanyak 5 sampai 6 kali sejak tahun 2008.
S : Berapa lama waktu yang dibutuhkan Ivan untuk mempersiapkan sebuah fashion show?
I : Hm.. sekitar 3 bulanan.
S : Adakah kesan-kesan tertentu selama menjadi seorang perancang mode?
I : Kesan terbaik dan terburuk adalah saat menikmati masa-masa seru ketika menjalani karir, termasuk saat menghadapi klien yang cerewet.
S : Selama 2 tahun terakhir ini, Indonesia semakin diramaikan dengan kehadiran para desainer muda. Adakah
tips-tips tertentu untuk para masyarakat muda yang akan memulai karirnya sebagai perancang mode?
I : Jadilah diri sendiri. Memegang teguh sebuah idealisme itu diperbolehkan, namun harus dapat diterima oleh masyarakat.
S : Oke, terimakasih atas kesediaan waktunya, Ivan. Sukses terus, ya.
I : Sama-sama..
# Wawancara dengan Amelya Yang
(S : Surabaya Fashion Carnival team, A : Amelya)
S : Apakah inspirasi Amelya untuk koleksi pada malam hari ini? Apakah menyangkut hal-hal yang bersifat futuristik?
A : (sambil tertawa renyah) Oh, tidak. Sebenarnya, saya terinspirasi dari
kemewahan kota metropolitan di malam hari. Untuk kesan
strong pada koleksi ini, saya dapatkan ketika melihat bangunan yang berstruktur kokoh dan berbentuk unik.
S : Kapan Amelya memulai karir sebagai perancang mode?
A : Tahun 2003, saya memulai kuliah
fashion design di Shanghai. Setelah lulus, saya sempat bekerja disana untuk mendesain baju-baju hamil. Lalu, ketika saya memutuskan untuk kembali ke Surabaya, saya langsung bergabung dengan Arva School of Fashion dan mempersiapkan
fashion show kali ini selama 3 bulan.
S : Adakah kesan-kesan tertentu selama menjadi perancang mode?
A : Ya, tentunya. Kesan-kesan menarik saya dapatkan ketika membebaskan diri untuk bereksperimen dengan karya. Sebelumnya, saya tidak pernah tahu tentang tehnik pembuatan
dress dengan struktur kokoh seperti ini. Namun, disini saya
berani mengambil resiko. Saya coba terus dan akhirnya jadilah sebuah karya yang
strong serta
eksperimental.
S : Apakah Amelya mempunyai pesan khusus untuk para masyarakat muda Surabaya yang akan memulai karirnya sebagai desainer?
A : Menjadi seorang desainer berarti menjadi seorang trendsetter. Harus berani tampil beda dan mempunyai ciri khas tersendiri.
S : Baiklah, terimakasih atas waktunya ya untuk diwawancara.
A : Sama-sama, saya siapkan model untuk berfoto dulu ya.