Di tahun 2008 kemarin, kita berkenalan dengan ORE (Other Rage Enterprise) Premium Store, sebuag concept store yang menyorot kebutuhan masyarakat akan fashion, musik, dan seni, serta perkembangannya dalam suatu bangunan kecil di jalan Pandan, Surabaya. Dari perkenalan itu, kita paham bahwa pada kelanjutannya, ORE Premium Store adalah sebuah wadah yang mampu mengedukasi, menyuarakan, dan menampilkan brand-brand berkualitas, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini tentunya tidak lepas dari perjuangan Alek Kowalski dan Dewi Asthari sebagai pemilik bisnis ritel tersebut. Bersama-sama mereka mengembangkan ORE dari sebuah bangunan kecil, sampai akhirnya menjadi sepetak rumah bergaya kolonial (tentunya dengan ukuran lebih besar) di jalan Untung Suropati, Surabaya. Yang cukup mengejutkan, bangunan itu kini bertitel “ORE Small Business & Café”.
Ada apa dengan perubahan tersebut? Apakah terjadi perubahan konsep pada toko yang baru saja menyelenggarakan soft opening party dengan tema New Yorker ini? Berikut wawancara tim Surabaya Fashion Carnival dengan salah satu owner ORE Small Business & Café, Alek Kowalski, mengenai transformasi tokonya.
Surabaya Fashion Carnival (SFC) : Hai, Mas Alek! Ceritain dong tentang konsep baru ORE!
Alek Kowalski (A) : Konsep barunya sih mungkin nggak ada, karena sebenernya ini konsep lama yang kita pengenin untuk ORE. Daridulu kita emang pengen punya toko yang terdiri dari 2 jaman, yang satu era kolonial trus satunya adalah era industrial. Mereka berdua ini nggak di-mix, tapi di-combine dalam satu building. Akhirnya sekarang kita bisa bikin kayak gitu dengan persiapan setahun. Dulu nggak mungkin, soalnya terbatas sama model bangunan tempat lama (ORE di jalan Pandan –red). Jadinya kayak bales dendam deh.
SFC : Berarti kelebihannya apa nih buat tempat yang sekarang?
A : Pastinya, sekarang tempatnya lebih besar dan kita lebih bisa ngapa-ngapain. Di ORE yang lama, susah banget buat kita kalo mau bikin acara karena tempatnya kecil. Mau bikin apa-apa juga jadinya serba nanggung. Jadi, kita beruntung banget sama tempat baru ini. Mudah-mudahan kedepannya kita bisa bikin banyak acara variatif. Gak melulu tentang musik, tapi juga tentang art dan fashion.
SFC : Terus gimana nih tentang profil produk di ORE Small Business & Café? Apakah tetap seperti dulu atau ada beberapa tambahan?
A : Banyak tambahannya! International brands ada, local brands juga tentu lebih banyak. Pokoknya harus tambah banyak, soalnya kita pengen bisa nampung brand sebanyak-banyaknya. Sampe saat ini sih kita udah ada 80-an brands, semoga kedepannya bisa sampe batas maksimum, yaitu 200 brands. Oya, untuk kategori produk, kita emang lebih banyak produk cewek karena ngeliat dari pasar industrinya sendiri. Bayangin, 70% brand-brand yang bermunculan sekarang itu produk cewek, sisanya cowok. Kalo udah gini, kita ngikutin aja deh apa kata industry; dengan syarat, brand yang masuk di ORE harus tetep diseleksi dulu. Diseleksi banget lah. Soalnya sekarang banyak brand baru yang bermunculan, dan nggak.. apa tuh.. yah, pokoknya emang harus diseleksi betul-betul buat ngejaga image toko. Image disini maksudnya gini, ORE yang dulu kan kayaknya berkesan mahal buat orang. Nah, kalo emang imagenya kayak gitu, kita sekarang pengen ngerubah. Jadi, orang nggak perlu punya banyak duit ato gimana-gimana buat belanja di ORE. Dengan budget terbatas pun mereka tetep bisa gaya.
A : Sebenernya simpel. Pertama, quality-nya harus bagus dan bisa dipertanggung jawabkan. Kedua, harus punya reputasi yang bagus. Reputasi dalam arti brand ini udah jalan berapa lama. Eits, tapi di ORE juga ada brand baru yang kita masukin karena quality-nya emang bagus lho. Nah kalo urusan seleksi barang gini, yang menentukan tim kecil di ORE. Mereka bertugas menyeleksi brand dengan cara mendatangkan langsung barangnya, lalu dilihat kualitasnya dan yang terakhir, mereka cari info tentang reputasi brand tersebut dari internet. ‘Kan bisa langsung tau tuh dari komen-komennya orang. Hehe.
SFC : Sekarang bicara tentang rencana kedepan nih, Mas Alek. Denger-denger mau ada kafe..? (sambil menunjuk neon box yang bertuliskan “ORE Small Business & Café”)
SFC : Sekarang bicara tentang rencana kedepan nih, Mas Alek. Denger-denger mau ada kafe..? (sambil menunjuk neon box yang bertuliskan “ORE Small Business & Café”)
A : Nah, jadi gini ceritanya. Kalo yang lama kan namanya ORE Premium Store. Kenapa pake embel-embel “premium”? Karena kita pengen ngenalin konsep premium store yang kualitas barang-barangnya bisa dipertanggungjawabkan. Kita menyebutnya “premium” supaya gampang diinget orang. Baik kualitasnya, maupun mutunya. Sekarang, kenapa small business & café? Ibaratnya kita adalah seorang bayi yang masih belajar merangkak, terus kita jalan. Kita pengen berkembang. Pokoknya, gimana-gimana ORE tetep small business, nggak akan jadi mall atau punya puluhan cabang di kota lain. ORE tetep satu di Surabaya. ORE milik Surabaya. Kita nggak akan pindah ke lain-lain. Tetep small business. Kenapa bukan toko atau butik? Karena kita mengharapkan ORE bisa jadi apa saja. Contohnya, misal ada yang bilang, “Mas aku pengen bikin klub fotografi nih disini!” atau, “Mas, aku pengen bikin pameran atau acara musik kayak sekarang, ngedatengin L’Alphalpha” misalnya (saat wawancara berlangsung, L’Alphalpha emang lagi perform di ORE dalam acara Provoke! In The Garage – red ). Atau, pada pengen bikin fashion show deh, bebas kok. Terus misalnya juga nih, aku sama Dewi pengen jualan tanaman, ya jalan-jalan aja karena titel “small business” ini membebaskan kita buat bikin macem-macem. Sekarang kalo tentang café ya, bener banget itu jadi tujuan kita. Terutama Dewi, soalnya dia punya passion gede sama makanan dan restoran-restoran Maroko. Otomatis dia pengen banget ngewujudin itu. Doain deh bulan Juni udah buka kafenya.
SFC : Yang terakhir nih, Mas, tentang rencana kedepan. Balik lagi tentang brand, apa rencana mas Alek dalam menyikapi perkembangan local brands di Surabaya? Apa itu mempengaruhi proporsi antara brand Surabaya dan luar Surabaya, atau brand lokal atau internasional di ORE?
A : Tahun ini, kita mau bikin lebih banyak acara yang mudah-mudahan jadi stimulasi temen-temen supaya mereka bikin brand dari Surabaya. Hasilnya, siapa tau nanti 50 persen barang di ORE adalah brand-brand dari Surabaya. Kita sih pengen banget bisa kayak gitu, soalnya brand Surabaya di ORE sendiri masih sedikit. Misal, disini ada allthethingsivedone dan STAB. Kita pengen nambah lagi, karena kemaren kita udah ngobrol-ngobrol sama beberapa brand Surabaya yang ngehubungin kita. Mudah-mudahan aja jadi. Kita pengen banget nih ngajak mereka untuk join di ORE. Anyway, buat proporsi, sebenernya orang pada bilang gini, “Masukin international brand lebih banyak dong!”. Tapi, aku prefer masukin local brand karena pride-nya itu lebih “ada” ketika dipake.
SFC : Wah, setuju banget. Kalo gitu ngobrol-ngobrolnya sampe disini aja deh, Mas. Makasih banyak ya, mas Alek!
A : Sama-sama.. terimakasih SFC..
Kunjungi ORE Small Business & Cafe :
Jl. Untung Suropati 83
Surabaya
[Jam buka : hari Senin-Sabtu pk 11.00 - 22.00, tutup hari Minggu]
Twitter : @orepremiumstore
Facebook : https://www.facebook.com/OTHERRAGENTRPRISE
E-mail : otherragenterprise@gmail.com
Website : http://oreisnobody.com
----------
Tulisan oleh : Felkiza Vinanda
Foto oleh : Putri Macan
Kunjungi ORE Small Business & Cafe :
Jl. Untung Suropati 83
Surabaya
[Jam buka : hari Senin-Sabtu pk 11.00 - 22.00, tutup hari Minggu]
Twitter : @orepremiumstore
Facebook : https://www.facebook.com/OTHERRAGENTRPRISE
E-mail : otherragenterprise@gmail.com
Website : http://oreisnobody.com
----------
Tulisan oleh : Felkiza Vinanda
Foto oleh : Putri Macan
1 comment:
Keren om acaranya
Post a Comment